Senin, September 14
mudah ...
Sementara dalam sebuah haditsnya, Nabi Saw. pun bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. tidak mengutusku untuk mempersulit atau memperberat, melainkan sebagai seorang pengajar yang memudahkan.” (HR. Muslim, dari ‘Aisyah ra.)
Visi Islam sebagai agama yang mudah di atas termanifestasi secara total dalam setiap syari’atnya. Sampai-sampai, Imam Ibn Qayyim menyatakan, “Hakikat ajaran Islam semuanya mengandung rahmah dan hikmah. Kalau ada yang keluar dari makna rahmah menjadi kekerasan, atau keluar dari makna hikmah menjadi kesia-siaan, berarti itu bukan termasuk ajaran Islam. Kalaupun dimasukkan oleh sebagian orang, maka itu adalah kesalahkaprahan.”
Ada beberapa prinsip yang secara kuat mencerminkan betapa Islam merupakan agama yang mudah, diantaranya :
Pertama, menjalankan syari’at Islam boleh secara gradual (bertahap).
Dalam hal ini, seorang muslim tidak serta-merta diharuskan menjalankan kewajiban agama dan amalan-amalan sunnah secara serentak. Ada tahapan yang mesti dilalui: mulanya kita hanya diperintahkan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban pokok agama. Setelah yang pokok-pokok berhasil dilakukan dengan baik dan rapi, kalau punya kekuatan dan kesempatan, maka dianjurkan untuk menambah dengan amalan-amalan sunnah.
Izin untuk mengamalkan syari’at Islam secara bertahap ini telah dicontohkan oleh RasululLah Saw. sendiri. Suatu hari, seorang Arab Badui yang belum lama masuk Islam datang kepada RasululLah Saw. Ia dengan terus-terang meminta izin untuk sementara menjalankan kewajiban-kewajiban Islam yang pokok saja, tidak lebih dan tidak kurang.
Beberapa Sahabat Nabi menunjukkan kekurang-senangannya karena menilai si Badui enggan mengamalkan yang sunnah. Tapi dengan tersenyum, Nabi Saw. mengiyakan permintaan orang Badui tersebut. Bahkan beliau bersabda: “Dia akan masuk surga kalau memang benar apa yang dikatakannya.”
Kedua, adanya anjuran untuk memanfaatkan aspek rukhshah (keringanan dalam praktek beragama).
Aspek Rukhshah ini terdapat dalam semua praktek ibadah, khususnya bagi mereka yang lemah kondisi tubuhnya atau berada dalam situasi yang tidak leluasa. Bagi yang tidak kuat shalat berdiri, dianjurkan untuk shalat sambil duduk. Dan bagi yang tidak kuat sambil duduk, dianjurkan untuk shalat rebahan. Begitu pula, bagi yang tidak kuat berpuasa karena berada dalam perjalanan, maka diajurkan untuk berbuka dan mengganti puasanya di hari-hari yang lain.
Dalam sebuah hadits Qudsi Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya Allah suka kalau keringanan-keringananNya dimanfaatkan, sebagaimana Dia benci kalau kemaksiatan terhadap perintah-perintahNya dilakukan.” (HR. Ahmad, dari Ibn ‘Umar ra.)
Dalam sebuah perjalanan jauh, RasululLah Saw. pernah melihat seorang Sahabatnya tampak lesu, lemah, dan terlihat berat. Beliau langsung bertanya apa sebabnya. Para Sahabat yang lain menjawab bahwa orang itu sedang berpuasa. Maka RasululLah Saw. langsung menegaskan: “Bukanlah termasuk kebajikan untuk berpuasa di dalam perjalanan (yang jauh).” (HR. Ibn Hibbân, dari Jâbir bin ‘AbdilLâh ra.)
Ketiga, Islam tidak mendukung praktek beragama yang menyulitkan.
Disebutkan dalam sebuah riwayat, ketika sedang menjalankan ibadah haji, RasululLâh Saw. memperhatikan ada Sahabat beliau yang terlihat sangat capek, lemah dan menderita. Maka beliau pun bertanya apa sebabnya. Ternyata, menurut cerita para sahabat yang lain, orang tersebut bernadzar akan naik haji dengan berjalan kaki dari Madinah ke Mekkah. Maka RasululLâh Saw. langsung memberitahukan, “Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan tindakan penyiksaan diri sendiri, seperti yang dilakukan oleh
orang itu.” (HR. Bukhâri dan Muslim, dari Anas ra.)
Demikianlah, Islam sebagai agama yang rahmatan lil’ ‘alamin secara kuat mencerminkan aspek hikmah dan kemudahan dalam ajaran-ajarannya. Dan kita sebagai kaum muslimin, telah dipilih oleh Allah Swt. untuk menikmati kemudahan-kemudahan tersebut. Diceritakan oleh ‘Aisyah ra. bahwa RasululLâh Saw. sendiri dalam kesehariaannya, ketika harus menentukan antara dua hal, beliau selalu memilih salah satunya yang lebih mudah, selama tidak termasuk dalam dosa. (HR. Bukhâri dan Muslim)
Akan tetapi, kemudahan dalam Islam bukan berarti media untuk meremehkan dan melalaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan. Rukhshah tidak untuk dijadikan apologi, keringanan-keringanan dari Allah bagi kita jangan sampai membuat kita justru menjadi jauh dariNya. Karakter Islam sebagai agama yang mudah merupakan manifestasi nyata bahwa ajaran Islam bukanlah sekumpulan larangan yang intimidatif, melainkan ajaran yang menyebarkan kasih-sayang.
Sehingga dengan demikian, ketika kita menjalankan ajaran-ajaran Islam, motivasinya sebaiknya bukan karena kita takut kepada Allah Swt., tapi lebih karena kita rindu dan ingin lebih dekat denganNya. Bukan karena kita ngeri akan nerakaNya, namun lebih karena kita ingin bersimpuh di haribaanNya –di dalam surga yang abadi
smoga ...
Selasa, Mei 12
cinta...
Tuhan menjawab, TIDAK.
Itu bukan untuk Kusingkirkan, tetapi agar kau MENGALAHKANNYA
Aku meminta kepada Tuhan untuk menyembuhkan KECACATANKU
Tuhan menjawab, TIDAK.
Jiwa adalah SEMPURNA, badan hanyalah SEMENTARA
Aku meminta kepada Tuhan untuk menghadiahkanku KESABARAN
Tuhan menjawab, TIDAK.
Kesabaran adalah HASIL DARI KESULITAN; itu tidak dihadiahkan, itu harus dipelajari.
Aku meminta kepada Tuhan untuk memberiku KEBAHAGIAAN
Tuhan menjawab, TIDAK.
Aku memberimu BERKAT.
Kebahagiaan adalah tergantung padamu
Aku meminta kepada Tuhan untuk menjauhkan PENDERITAAN
Tuhan menjawab, TIDAK.
Penderitaan menjauhkanmu dari perhatian duniawi & membawamu mendekat padaKU
Aku meminta kepada Tuhan untuk MENUMBUHKAN ROHKU
Tuhan menjawab, TIDAK.
Kau harus menumbuhkannya sendiri, tetapi Aku akan memangkas untuk membuatmu berbuah
Aku meminta kepada Tuhan segala hal sehingga aku dapat MENIKMATI HIDUP
Tuhan menjawab, TIDAK.
Aku akan MEMBERIMU HIDUP, sehingga kau dapat menikmati segala hal
Aku meminta kepada Tuhan membantuku mengasihi orang lain seperti Ia mengasihiku
Tuhan menjawab, "Aaahhh, akhirnya kau mengerti"
HARI INI ADALAH MILIKMU, JANGAN SIA-SIAKAN.
Bagi dunia kau mungkin hanyalah seseorang, tetapi bagi seseorang kau mungkin dunianya.
GOD BLESS ALL OF YOU
telagakah !
Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet.
Tamu itu, memang tampak seperti orang yang tak bahagia. Tanpa membuang waktu, orang itu menceritakan semua masalahnya. PakTua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. "Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya..", ujar Pak tua itu. "Pahit..Pahit sekali", jawab sang tamu, sambil meludah ke samping. Pak Tua itu, sedikit tersenyum.
Ia lalu mengajak tamunya ini, untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan, dan akhirnya sampailah mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak Tua itu, lalu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga. Dengan sepotong kayu, dibuatnya gelombang mengaduk-aduk
dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu."Coba, ambil air dari telaga ini,dan minumlah. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, Pak Tua berkata lagi, "Bagaimana rasanya?". "Segar.", sahut tamunya. "Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?", tanya Pak Tua lagi. "Tidak", jawab si anak muda.
Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di samping telaga itu. "Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. "Tapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu. "Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasehat.
"Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa keresahan jiwa.
(dari berbagai guru)
Rabu, April 29
hakikat dan urgensi organisasi1
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (An-Nahl: 125).
A learning organization is an organization that does well in creating, acquiring, and transferring knowledge and in modifying behavior to reflect new knowledge.
Salam,-
Prologue: sebuah asa menuju cita!
Beberapa saat lalu, penulis diskusi kecil (baca: sederhana) dengan Abang-Abang (penulis menggunakan istilah ini jika ingin menyebut senior atau yang lebih tua dari sisi pengalaman, pemahaman, ataupun usia) mengenai kewibawaan dan kemandirian lembaga kemahasiswaan dalam persfektif kekinian, baik lembaga internal kampus dan lembaga eksternal. Salah satu abang mengingatkan bahwa lembaga kemahasiswaan saat ini sedang mengalami degradasi nilai dan orientasi. Hal ini yang lalu, berefek domino, menimbulkan bias makna terhadap eksistensi kelembagaan, dan yang keliru, karena muncul kerumitan untuk membedakan lembaga dan fungsionaris lembaga itu sendiri. Organisasi dan yang berorganisasi dinilai satu. Jika, yang berorganisasi meraih prestasi maka organisasipun mendapat apresiasi yang simpatik. Begitupun sebaliknya. Ibarat, umat Islam dan agama Islam terkait isu gerakan fundamentalis dan Teroris ataupun POLRI dan anggota POLRI terkait isu HAM dan kekerasan.
Lembaga kemahasiswaan, sadar ataupun belum, memiliki tantangan yang tidak gampang. Dari eksternal dan internal kelembagaan
Terkait dengan program PROSPEK LIMIT BEM Fakultas TEKNIK, penulis berasa perlu berbagi mengenai dialektika cerita kecil di sudut kamar progresif.
Apa itu Hakikat dan Urgensi?
Hakikat ialah intisari atau dasar sementara urgensi ialah keharusan yang mendesak (minimal ini yang diinformasikan Balai Pustaka). Tapi, Sebelum mengarahkan pada hakikat dan urgensi organisasi, maka pertanyaan yang terlebih dahulu mesti dijawab ialah apa itu organisasi
Menurut Chester Bernard, Organisasi adalah sistem kegiatan kerjasama (cooperative activities) dari dua orang atau lebih. Menurut Dwight Waldo, Organisasi adalah struktur antar hubungan pribadi yang berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebiasaan di dalam suatu system adminstrasi. Menurut G.R. Terry, Organisasi adalah berasal dari kata organism yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang demikian dintegrasi hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan orang terdiri dua bagian pokok yaitu bagian-bagian dan hubungan-hubungan. Jadi Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 3
Jadi, hakikat dan urgensi organisasi?
Hakikat organisasi atau intisari organisasi ialah:
Bahwa organisasi bukanlah tujuan, melainkan hanya alat untuk mencapai tujuan atau alat untuk melaksanakan tugas pokok. Berhubungan dengan itu susunan organisasi haruslah selalu disesuaikan dengan perkembangan tujuan atau perkembangan tugas pokok.
Dalam organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki, artinya dalam suatu organisasi selalu terdapat apa yang dinamakan atasan dan apa yang dinamakan bawahan.
Urgensi Organisasi atau yang sangat penting dari organisasi ialah:
Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam hubungan formal.
Organisasi adalah alat perjuangan untuk sebuah asa menuju cita
Yang lain tentang organisasi!
Fungsi Organisasi :
Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya;
Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi;
Mencegah kesimpangan kerja;
Menentukan pedoman-pedoman kerja.
Keuntungan Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai berikut :
Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing;
Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi;
Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja;
Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat;
Agar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara efektif dan efisien.
Bentuk Lini
Yang pertama ini sering pula dinamakan :bentuk lurus”, “bentuk jalur” dan “bentuk militer”. Bentuk lini ini mula-mula diperkenalkan oleh seorang ahli adminstrasi berkebangsaan Perancis, Henry Fayol. Bentuk lini dipandang sebagai bentuk yang paling tua dan dipergunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi ini banyak dipergunakan di lingkungan militer dan perusahaan-perusahaan kecil.
Keuntungan organisasi yang berbentuk lini :
Kekuasaan dan tanggungjawab dapat ditetapkan secara definitif.
Orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggungjawab diketahui oleh semua pihak.
Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang perlu diajak berembuk tidak begitu banyak.
Disiplin mudah dipertahankan.
Solidaritas para anggota masih besar, karena masih saling kenal mengenal.
Tersedianya kesempatan yang baik bagi pimpinan organisasi untuk mengembangkan bakat-bakat pemimpin.
Bentuk Lini dan Staf
Di dalam organisasi-organisasi kecil, semua karyawan supervisor adalah merupakan orang-orang lini (line personnel). Tetapi ketika organisasi melai membesar, maka semakin terasa pentingnya penyediaan tenaga spesialis mampu memberikan nasihat-nasihat teknis dan memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional lainnya. Orang-orang inilah yang biasanya disebut “staf personnel” (orang-orang staf yang melaksanakan fungsi-fungsi staf). Dan orang-orang staf ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu : (1) para penasihat dan (2) “auxilliary personnel”, bertugas melakukan kegiatan-kegiatan penunjang demi lancarnya meknisme organisasi.
Kebaikan-kebaikannya :
Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melaksanakan tugas pokok organisasi, dan kelompok staf yang melaksanakan kegiatan penunjang.
Asas spesialisasi dapat dijalankan, menurut bakat bawahan yang berbeda-beda.
Prinsip “the right man in the right place” dapat diterapkan dengan mudah.
Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap unit kegiatan.
Tipe organisasi demikian dapat dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang lebih besar / kompleks.
Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana kekuasaan dari pimpinan dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan-satuan dibawahnya dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. Tiap-tiap kepala dari satuan ini mempunyai kekuasaan untuk memerintah semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk., 1981, hal. 136). Ciri lain dari organisasi demikian adalah bahwa didalam organisasi tidak terlalu menekankan pada hirarki struktural, akan lebih banyak didasarkan pada sifat dan macam fungsi yang harus dijalankan. Sebenarnya bentuk ini tidak populer, dan kebanyakan hanya dipergunakan dalam lingkungan usaha swasta seperti toko serba ada, dan yang sejenisnya.
Kebaikan-kebaikannya :
Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi.
Moral serta disiplin kerja tinggi.
Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah dijalankan.
Organisasi Tipe Panitia
Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana pimpinan dan para pelaksana dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia. Maksudnya, pada tingkat pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan menjadi panitia dan para pelaksana dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang disebut “task force” atau satuan tugas.
Keuntungan Tipe Panitia :
Keputusan yang diambil selalu berhasil dengan baik dan tepat, karena sudah dibicarakan secara kolektif.
Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan kecil sekali.
Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.
Epilogue: tetap konsisten dan selalu komitmen
Berbicara mengenai lembaga kemahasiswaan dan organisasi secara umum, maka dalam pengantar akhir ini, penulis, ingin menegaskan bahwa untuk membawa paling tidak kea rah visi organisasi hatta cita dan asa organisasi itu sendiri, ada dua hal yang patut direnungkan yakni; konsisten dan komitmen. Konsisten dengan komitmen dan komitmen terhadap konsistensi. 4
Wassalam,-
Catatan akhir:
1. Makalah ini dipresentasekan di depan forum PROSPEK LIMIT [Proses Pengkaderan Lanjutan Mahasiswa Teknik] BEM Fakultas Teknik UMPAR pada hari Selasa 08 April 2008 di Auditorium Kampus II UMPAR.
2. Lahir dan dibesarkan di Parepare. Tanggal 02 bulan 08 tahun 1982 adalah tanggal kebahagiaan bulan kemerdekaan tahun pembaharuan. Saat ini masih senang baca dan diskusi. Berusaha mencipta kesenangan baru meski masih dalam pengumpulan draft; bikin buku. Saat ini focus membahagiakan keduaorangtua. Aktif dipelbagai kegiatan dan kelembagaan: akademis, mendidik, dan mencerahkan. Pernah menjabat sebagai presiden BEM STAIN Parepare periode 2005 – 2006. Mantan Ketua umum HMI cabang Parepare periode 2006 – 2007.
3. Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen untuk mengatur orang-orang tersebut, yang mana manajemen tidak akan berhasil apabila tidak ada pemimpin di dalamnya dan seorang pemimpin pun harus memiliki ilmu kepemimpinan, jadi antara Kepemimpinan, manajemen dan organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak dapat terpisahkan
4. Most successfully organization today “F’s” Focus, Faster, Flexible, and Friendlier.
sekilas tentang hmi
Profil HMI
Nama Organisasi : HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
Alamat : Jl. Diponegoro no. 16 A Jakarta Pusat 10310
Telp : 021-2305205
Sifat Organisasi : Independen
Tujuan Organisasi : Terbinanya Insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Swt
Riwayat Singkat Organisasi
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) didirikan di Yogyakarta pada 5 Februari 1947, dimasa revolusi kemerdekaan yang penuh dengan gejolak, idealisme dan heroisme HMI merupakan organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, sejak awal berdirinya HMI telah menggariskan tekadnya untuk independen, tidak terikat secara struktural atau aspiratif dengan organisasi manapun. Lahirnya HMI atas prakarsa Lafran Pane dengan motivasi dasarnya mempertahankan Negara Republik Indonesia dan derajat rakyat Indonesia serta menegakkan dan mengembangkan ajaran Agama Islam.
Pada setiap momen yang menentukan dalam perjalanan pertumbuhan dan perkembangan umat Islam dan bangsa Indonesia. HMI tidak pernah melewatkannya tanpa partisipasi yang aktif, kreatif dan korektif. Kiprah HMI yang demikian itu disebabkan oleh kesadaran kuat setiap insan HMI bahwa iman yang diyakini, Ilmu yang dimiliki senantiasa menghendaki perwujudan dalam amal nyata demi mencari ridho Allah SWT. Karena sesejatinya manusia adalah yang berguna bagi bangsa Negara dan agamanya.
- Tokoh – tokoh Pendiri
- Lafran Pane - M. Anwar
- Kartono Zarkasyi - Hasan Basri
- Dahlan Husein - Marwan
- Maisaroh Hilal - Zulkarnaen
- Suwali - Tayeb Razak
- Yusdi Ghozali - Toha Mashudi
- Mansyur - Bidron Hadi
- Siti Zainab
Kegiatan Pokok Organisasi
Pada dasarnya seluruh kegiatan HMI adalah training atau pelatihan, yang terbagi menjadi training formal, informal dan non formal.
- Training Formal : Masa Perkenalan Calon Anggota (MAPERCA), Latihan Kader I, II, dan III, Latihan Khusus Kohati, Senior Course, Kursus Politik, dan lain-lain.
- Training Informal : Suatu proses transfer gagasan, pengalaman, ilmu dan ktrampilan yang dilakukan secara tidak formal melalui interaksi dan sosialisasi dalam HMI.
- Training Non Formal : Diskusi, Seminar, Simposium, Lokakarya, Kunjungan, dan lainnya. Pengembangan minat dan bakat dalam segala bidang demi pengabdian pada masyarakat demi mencari ridho Allah Swt.
- Lain-lain
Berperan aktif, kreatif dan korektif dalam semua moment kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
